Langsung ke konten utama

Tarombo Batak Toba


Tarombo adalah silsilah batak keturunan atau marga batak yang turun temurun diwariskan bagi orang batak. Dan sangatlah baik untuk mengetahui sejarah setiap marga yang ada di suku batak. Dan ini dapat memberikan informasi untuk kaum muda agar mengetahui siapa dia dan siapa teman, atau orang2 disekitarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tarombo Batak Toba (Silsilah)

Raja Batak dan keturunannya Dalam tarombo Batak (silsilah garis keturunan suku bangsa Batak) dimulai dari seorang individu bernama Raja Batak . Raja Batak berdiam diri di Pusuk Buhit, Sianjur Mulamula. Sehingga Pusuk Buhit dapat dikatakan sebagai daerah induk asal-mula suku bangsa Batak yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru. Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putera, yaitu: Guru Tatea Bulan Raja Isumbaon Guru Tatea Bulan Guru Tatea Bulan mempunyai 5 (lima) orang putera, yaitu: Raja Biakbiak Saribu Raja Limbong Mulana Sagala Raja Silau Raja Raja Biakbiak Raja Biakbiak adalah putera sulung Guru Tatea Bulan. Raja Biakbiak atau juga disebut dengan Raja Uti tidaklah mempunyai keturunan. Saribu Raja Saribu Raja adalah putera kedua Guru Tatea Bulan. Saribu Raja mempunyai 2 (dua) orang putera yang dilahirkan oleh 2 (dua) isteri. Isteri pertama Saribu Raja adalah Siboru Pareme yang melahirkan Raja Lontung dan isteri kedua Saribu Raja adalah Nai Mangiring Laut ya

Adat Batak 1

HAKEKAT DAN MAKNA UPACARA ADAT BATAK  Sinkretisme dalam kehidupan orang-orang Batak didasarkan pada pemahaman, bahwa upacara adat itu hanya merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan oleh leluhur. Karena itu keberadaannya perlu dilestarikan dengan cara menyingkirkan beberapa hal yang dinilai me ngandung unsur Hasipelebeguon seperti: perdukunan (Hadatuon), kesurupan (siar-siaran), pembuatan patung-patung (gana-ganaan), jimat (parsimboraon), menyembah setan (mamele begu) dan hal-hal lainnya. Hasipelebeguon itu hanya sebagian dari bentuk tipuan yang dimainkan oleh iblis. Di luar itu, masih banyak lagi bentuk hasipelebeguon lain yang sangat dibenci oleh Tuhan. Hasipelebeguon itu mengambil bentuk yang lebih halus, sehingga sekilas bisa dianggap tidak bertentangan dengan Firman Tuhan. Kita tidak pernah mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam terhadap upacara adat: tentang hakikat, makna, dan tujuan dari upacara adat itu sebenarnya. Kita tidak pernah bertanya, apakah arti keberadaan upacara