Langsung ke konten utama

TAROMBO OP.PORHAS SIDABUTAR-OP.MARTUA SIDABUTAR



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tarombo Batak Toba (Silsilah)

Raja Batak dan keturunannya Dalam tarombo Batak (silsilah garis keturunan suku bangsa Batak) dimulai dari seorang individu bernama Raja Batak . Raja Batak berdiam diri di Pusuk Buhit, Sianjur Mulamula. Sehingga Pusuk Buhit dapat dikatakan sebagai daerah induk asal-mula suku bangsa Batak yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru. Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putera, yaitu: Guru Tatea Bulan Raja Isumbaon Guru Tatea Bulan Guru Tatea Bulan mempunyai 5 (lima) orang putera, yaitu: Raja Biakbiak Saribu Raja Limbong Mulana Sagala Raja Silau Raja Raja Biakbiak Raja Biakbiak adalah putera sulung Guru Tatea Bulan. Raja Biakbiak atau juga disebut dengan Raja Uti tidaklah mempunyai keturunan. Saribu Raja Saribu Raja adalah putera kedua Guru Tatea Bulan. Saribu Raja mempunyai 2 (dua) orang putera yang dilahirkan oleh 2 (dua) isteri. Isteri pertama Saribu Raja adalah Siboru Pareme yang melahirkan Raja Lontung dan isteri kedua Saribu Raja adalah Nai Mangiring Laut ya...

Tarombo Batak Toba

Tarombo adalah silsilah batak keturunan atau marga batak yang turun temurun diwariskan bagi orang batak. Dan sangatlah baik untuk mengetahui sejarah setiap marga yang ada di suku batak. Dan ini dapat memberikan informasi untuk kaum muda agar mengetahui siapa dia dan siapa teman, atau orang2 disekitarnya.

Krisis Identitas Kaum Muda

KAUM MUDA DAN MASA DEPAN INDONESIA   Tidak berlebihan rasanya kalau dikatakan bahwa setiap pembaruan sosial, politik dan keagamaan yang terjadi dalam masyarakat biasanya dimulai oleh kaum muda. Itulah identitas atau ciri asli mereka. Reformasi keagamaan di Eropa pada abad XVI, Revolusi Perancis yang mencerahkan pada abad XVIII, penggulingan rezim Apartheid di Afrika Selatan pada tahun 1990-an, kesadaran kebangsaan Indonesia pada tahun 1908-1945, adalah buah dari natur dan identitas kaum muda yang selalu gelisah tatkala berhadapan dengan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan zamannya. Bahkan Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, “Abad 20, dalam perspektif bangsa kita, sesungguhnya adalah sejarah anak-anak muda.” Tidak heran kalau dalam sepanjang sejarah pemerintah tiran, kaum fasis, dan penguasa otoriter tidak suka dengan mereka. Mereka selalu ingin menghambat, menindas dan meniadakan gerakan-gerakan kaum muda yang dianggap mengganggu tujuan-tujuan mereka. Namun sekarang ini...